 |
Berarung jeram di sungai Kalibaru, kawasan Sentul, Bogor. |
Sungai Kalibaru yang terletak di kawasan Sentul, Bogor, menjadi tujuan jalan-jalan yang bertajuk Arung Jeram Ceria kali ini. Hari Minggu, tanggal 20 Agustus 2017 dipilih sebagai waktu berarung jeram yang merupakan kali kedua kami lakukan. Komunitas IELTS yang telah hampir 2 tahun saya ikuti,
memang sering mengagendakan jalan-jalan. Selain untuk
refreshing dari rutinitas masing-masing anggotanya, jalan-jalan juga berguna untuk mempererat keakraban antar anggota komunitas yang terdiri dari berbagai latar belakang.
Saya tidak berkesempatan ikut pada arung jeram yang pertama karena masih bermukim di luar kota. Jadi begitu informasi mengenai arung jeram ini diinformasikan di grup LINE kami, saya memastikan diri untuk ikut. Pengarungan yang direncanakan akan menempuh jarak kurang lebih 8 km ini, terselenggara berkat kerja keras panitia
pelaksana yang dikepalai oleh saudara Tejo. Terima kasih banyak atas kesediaanya untuk meluangkan waktu demi terlaksananya jalan-jalan yang seru ini kawan-kawan panitia.
Sesuai instruksi panitia, peserta yang terdiri dari 19 orang
akan diangkut menuju lokasi dengan menggunakan tiga buah mobil yaitu mobil Sir Y, Jose dan Tejo. Peserta diminta berkumpul
di beberapa lokasi yaitu Jati Asih/Tanjung Barat dan Cawang pada pukul 6.30
WIB. Sesuai dengan prediksi terdapat beberapa peserta yang sedikit terlambat.
Tapi hal ini telah lebih dahulu
diantisipasi oleh panitia dengan meminta peserta untuk berkumpul lebih awal.
Alasan lain berupa kondisi perjalanan berupa kemacetan di akhir pekan juga turut diperhitungkan dalam hal ini.
 |
Perserta yang berkumpul di Cawang |
 |
Peserta pada Mobil 1 dengan meeting point Tanjung Barat |
 |
Peserta Mobil 2 dengan meeting point Cawang |
 |
Peserta Mobil 3 dengan meeting point Cawang |
Kami berangkat dari meeting point pada pukul 07.00 WIB. Panitia menginstruksikan untuk berkumpul di rest area Cibubur agar kami dapat beriringan menuju lokasi. Setelah ketiga mobil terkumpul, kami langsung tancap gas menuju lokasi. Saat keluar dari tol di KM 40, kami istirahat sejenak untuk menunggu salah seorang teman kami yang berangkat dari rumahnya yang berlokasi di Bogor. Begitu semua tim lengkap, kami bergegas menuju lokasi karena tidak sabar untuk mengarungi jeram-jeram yang katanya lumayan meningkatkan adrenalin di Sungai Kalibaru.
 |
Semua tim berkumpul di rest area Cibubur. Kami siap berangkattt |
Kami tiba di lokasi pengarungan pada pukul 08.15 WIB, satu jam lebih awal dari waktu
pengarungan yang disepakati. Sambil menunggu waktu pengarungan tiba, akang pengelola menyuguhi panganan berupa gorengan sebagai teman kami bercengkrama. Beberapa teman meminta saya untuk sharing mengenai Toastmaster, sebuah club public speaking bahasa inggris dan juga leadership. Banyak teman yang tertarik untuk mengunjungi club saya. Dan semoga saja mereka mau mendaftarkan diri sebagai anggota.
 |
Sharing session tentang Toastmaster yang saya ikuti. Ini gorengannya belum ada ya guys |
Saat waktu pengarungan sesuai pesanan kami tiba, akang pengelola menginstruksikan kami untuk bersiap-siap.
Mengganti pakaian kami dengan pakaian yang lebih nyaman untuk pengarungan.
Sesuai dengan arahan dari panitia mengenai barang-barang bawaan yang sebaiknya
kami, sebagai peserta, siapkan di malam sebelum keberangkatan.
Ternyata posko
pengelola yang kami gunakan sebagai tempat peristirahatan merupak garis finish pengarungan. Kami dibawa menuju entry point menggunakan angkot. Butuh 2
kali perjalanan untuk mengangkut semua peserta.
Di entry point, kami telah dinanti oleh akang pengelola yang
lain. Kami diminta untuk menggunakan pelampung dan helm sebagai perangkat
keselamatan selama pengarungan. Beberapa teman membantu temannya yang lain
untuk mengencangkan pelampung dan helm mereka. Selanjutnya dayung dibagikan, untuk kami gunakan sebagai pengendali perahu selama pengarungan. Sementara itu, akang pengelola
menyiapkan 4 perahu karet yang akan kami gunakan. Mereka terlihat menggunakan
pompa listrik mengisi angin di masing-masing perahu.
 |
Kami telah siap dengan helm, pelampung dan dayung kami. |
 |
Akang pengelola tengah sibuk menyiapkan perahunya. Pompa listrik digunakan untuk mengisi angin pada perahu. |
Setelah semua perahu siap dan digotong menuju sungai. Akang ber-topi mengumpulkan kami untuk memberi pengarahan singkat. Akang ber-topi mulai menjelaskan
tentang kondisi sungai yang akan kami arungi secara umum, debit air, beberapa
jeram yang perlu diwaspadai, metode mendayung, dan beberapa
call sign seperti "merunduk" yang akan
digunakan oleh akang
skipper di masing-masing perahu. Setelah semuanya paham,
kami siap berangkat.
 |
Akang bertopi sedang melakukan pengarahan singkat sebelum pengarungan di mulai. |
 |
Sebelum pengarungan dimulai, tos dulu kita. Biar kompak. |
Pada pengarungan kali ini, perahu tim kami terdiri dari 5
orang (Yudho, Tejo, Nurul, Upi dan Saya) dan seorang akang
skipper sebagai pemandu. Saya memilih posisi baris
depan sebelah kanan perahu, karenan saya lebih nyaman untuk mendayung dengan
tangan kiri saya pada
t-grip dayung. Sudah lama sekali sejak terakhir kali saya
berarung jeram dan bermain-main di sungai. Saya hanya berharap tidak terlalu
banyak meminum air sungai yang berwarna agak keruh, agar tidak terjangkit
diare.
 |
Kami siap berangkat. |
Pengarungan diawali dengan melalui beberapa jeram yang
grade-nya tidak terlalu tinggi, tapi cukup untuk memacu adrenalin kami.
Teriakan-teriakan santer terdengar dari perahu kami begitu melalui jeram. Euforia senang mengaliri kami seiring perahu terus melaju terbawa arus. Selain itu, kami juga harus menundukkan badan beberapa kali ketika melalui
beberapa pipa ataupun batang kayu yang melintang pada badan sungai. Pendengaran
yang tajam sangat diperlukan untuk mendengarkan dan dilanjutkan melaksanakan
instruksi dari akang
skipper yang selalu siap sedia mengendalikan laju perahu
kami.
 |
Pengarungan awal. Ada banyak pohon pisang yaa.. |
Kami juga saling bekerja sama untuk membebaskan perahu kami
yang beberapa kali tersangkut batu baik ditengah atau pinggir sungai. Hal itu
terjadi karena lebar jeram lebih kecil dari perahu lebar kami ataupun kami kurang
lihai dalam mengarahkan perahu sehingga beberapa kali perahu telah berbelok
menuju batu tanpa kami sadari. Tak jarang juga perahu kami bergerak mundur karena
hal ini. Bahkan Yudho, yang mendayung di sebelah saya posisi kiri depan, sempat tersangkut sulur atau akar tanaman
yang melintang dibadan sungai. Yodho harus tercebur kedalam sungai dan akhirnya berhasil menyelamatkan diri dibantu oleh akang
skipper.
 |
Perahu kami tersangkut batu dan sampah-sampah di sungai. |
 |
Kami sering harus merunduk menghindari sulur/akar tanaman yang terdapat di badan sungai. |
Sepanjang perjalanan, kami juga menemukan segerombolan penduduk sekitar yang sedang memancing memancing bersama. Mereka membalas sapaan kami ramah ketika melewati mereka. Selain itu terdapat juga anak-anak yang tengah mandi dan bermain air bersama teman-temannya. Ah jadi terkenang masa kecil dulu saat saya juga sering bermain ke sungai sepulang sekolah di kampung saya.
 |
Penduduk yang tengah memancing bersama. Mereka menyahut ramah saat kami menyapa. |
 |
Anak kecil yang tengah berenang dan tertawa bersama teman-temannya. |
Setengah perjalanan, kami berhenti sejenak untuk menikmati
kelapa muda yang disediakan pengelola. Selain itu, perahu kami juga harus di
hauling melewati DAM yang cukup tinggi. Setelah memuaskan dahaga dan mengabadikan beberapa moment, perjalanan dilanjutkan kembali.
 |
DAM tinggi yang mengakibatkan perahu kami harus di hauling. |
 |
Kami beristirahan sejenak sambil melepas dahaga dengan menu kelapa muda ketika akang-akang meng-hauling perahu kami. |
Perjalanan menuju garis finish adalah bagian yang paling
seru dan mendebarkan. Bagaimana tidak, kami melewati beberapa jeram yang tinggi
dan menantang. Jeram pertama berupa dua buah DAM yang memiliki ketinggaan
masing-masing lebih kurang 2 meter. Saya rasa jeram inilah yang paling
berbahaya. Karena enam orang akan pemandu bersiaga di pinggir sungai siap
menyelamatkan kami jika terjatuh. Tapi syukurlah, jeram ini dapat kami lalui
dengan sukses dan aman. Beberapa jeram selanjutnya juga tak kalah seru, yang
membuat kami merasakan ketegangan yang tak akan terlupakan.
 |
Perahu kami berhasil melewati jeram bebahaya ini. |
 |
Jeram yang paling menantang dan mendebarkan. Akang-akang pemandu bersiap di kiri dan kanan sungai untuk menyelamatkan kami jika terjatuh.
|
Kami mencapai garis finish pada pukul 11.00 WIB. Beberapa
peserta terlihat enggan beranjak keluar sungai. Mereka malah asik mempraktikkan
berenang
deffensive yaitu berenang mengikuti arus dengan posisi telentang.
Sementara sebagian yang lain terus mengabadikan momen dari pinggir sungai.
Beberapa teman kami kehilangan sandal jepit yang dipakainya ketika pengarungan. Mungkin sandalnya hanyut terbawa arus. Alhasil, dia harus pulang dengan kaki telanjang. Kegaiatan selanjutnya berupa membersihkan diri dan kemudian
dilanjutkan dengan makan siang. Menu makan siang kami telah disiapkan oleh
pihak pengola.
 |
Sebagian dari kami berenang deffensive dan enggan berajak dari sungai |
 |
Ada yang tidur-tiduram di air jugaa. |
 |
Sir Y nggak mau kelar main air-nya |
Arung jeram kali ini merupakan pengalaman yang mengesankan
bagi saya, karena saya menjalaninya bersama orang-orang yang menyenangkan dan
seru. Apalagi lokasi pengarungan yang terbilang tidak jauh dari Jakarta
sehingga tidak terlalu memakan waktu di perjalanan. Arung jeram ini dapat
dijadikan sebagai alternatif kegiatan liburan Jakartans di akhir pekan.
 |
Sudah kece semua. Foto bareng dulu yuk sebelum pulang. |
(DBY/2017)
No comments:
Post a Comment