Instagram

Friday

Hutan Pinus Gunung Pancar, Tempat Piknik Seru di Sentul

Piknik di Taman Wisata Alam Gunung Pancar



Setelah diskusi yang cukup alot, Gunung Pancar dipilih sebagai destinasi kami untuk menghabiskan sisa hari setelah lelah berarung jeram di sungai Kalibaru. Pertimbangan utama pilihan kami jatuh pada Gunung Pancar adalah karena lokasinya yang tidak terlalu jauh dari tempat pengarungan kami sebelumnya. Akan tetapi yang menjadi masalah adalah tidak ada satupun dari kami ber-19 yang tahu jalan ke arah sana. Bermodalkan nekad dan GPS kami pun berangkat.

Belum sampai 500 meter berkendara, kami mendapat kabar bahwa mobil Jose mengalami pecah ban. Untung saja terdapat bengkel tambal ban yang dekat sehingga mobil dapat diperbaiki. 2 mobil lainnya menunggu mobil Jose diperbaiki hingga selesai selama lebih kurang 30 menit. Selanjutnya perjalanan dilanjutkan kembali.

Mobil Jose tengah ditangani oleh ahli tambal ban.

Sepanjang perjalanan yang saya rasa lumayan memakan waktu, kami mengobrol berbagai hal yang kami lihat sepanjang jalan. Hari itu tampaknya warga baru merayakan tujuh belasan di daerah mereka. Lapangan-lapangan tampak semarak dihiasi oleh bendera merah putih, baliho, ataupun hiasan pemaanfaatan barang bekas berupa wadah air mineral gelas yang bagian dalamnya diwarnai dengan cat merah dan putih. Hiasan tersebut digantung mengelilingi lapangan.




Selain itu, berbagai perlombaan lain juga tampak digelar. Beberapa peserta tengah berjuang untuk memecahkan balon yang terletak di antara kedua punggu mereka. Sementara, pohon pinang tampak gagah dengan berbagai hadiah yang digantung. Biasanya Panjat Pinang merupakan acara puncak yang baru akan digelar setelah perlombaan-perlombaan kecilnya selesai. Kerumunan warna tampak memenuhi lapangan untuk sekedar menonton atau memberi dukungan kepada peserta perlombaan. Meriah sekali peringatan hari kemerdekaan ini digelar.

Hiasan merah putih yang menghiasi sepanjang jalan dan pohon pinang sebagai perlombaan puncak.
 
Sesampai di gerbang yang bertuliskan Taman Wisata Alam Gunung Pancar, kami dicegat oleh petugas. Kami diminta untuk membayar sejumlah uang sebagai tiket masuk dan biaya mobil. Setelah urusan administrasi selesai, kami melajukan mebil mencari lokasi yang bagus untuk berpiknik. Kami memutuskan untuk memilih lokasi pertama  di sebelah kiri. Tampak banyak mobil yang telah terparkir di area parkir yang  disediakan menandakan memang cukup banyak orang yang memilih mengahabiskan akhir pekannya di kawasan ini.

Kejadian unik terjadi ketika kami turun dari mobil. Banyak anak kecil yang menawarkan kami untuk menyewa tikar mereka. Kami tak beniat menyawa tikar tersebut, karena kami membawa sendiri alas duduk kami berupa spanduk bekas acara yang cukup menampaung kami ber-19. Pengunjung lain yang datang berbarengan dengan kami tampak juga dikerubungi oleh anak kecil yang menawarkan tikar yang sama dengan kami sebelumnya. Lucunya anak kecil itu, tampak saling berebutan satu sama lain. Meski awalnya tak ada yang mau mengalah satu sama lain, tapi pada akhirnya mereka mengadu keberuntungannya dengan suit. Pemenangnyalah yang berhak menyerahkan tikar yang dibawanya kepada pengunjung dan menerima sejumlah uang sebagai imbalan.

Berbekal spanduk yang telah terbentang, kami duduk bersama-sama. Bekal persediaan makanan yang kami bawa dikeluarkan semuanya. Makanan ringat tersebut kami jadikan kudapan sambil menemani kami bercengkrama. Bahkan terdapat teman kami yang tertidur di tengah rindangnya naungan pohon pinus ini. Mungkin mereka kecapekan setelah berarung jeram tadi.

Piknik dan bercengkrama bersama dibawah rindangnya pohon pinus.
 
Sebagian teman tertidur setelah berlelah-lelah berarung jeram

 .
Ada yang ngobrol ada juga yang tiduran


Selain tikar, tak sedikit anak kecil yang menawarkan jasa untuk menggunakan hammock, sejenis ayunan yang terbuat dari kain. Hammock terbuat dari bahan tertentu yang memungkinkannya untuk menahan beban orang yang tiduran diatasnya. Hammock direntangkan diantara dua pohon pinus yang berdekatan. Hammock yang ditawarkan terdiri dari berbagai macam warna dan ukuran. Pengunjung juga bisa memesan jumlah dan tingkatan hammock yang akan dipasang. Umumnya terdiri dari empat hammock yang dipasang bertingkat diantara dua pohon. Untuk paling tinggi, kami melihat bahkan sampai sepuluh hammock yang dipasang pada dua pohon yang sama. Warna dan tingkatan hammock tentu berkaitan dengan keindahan foto yang akan diambil. Pengunjung tak usah takut bagaimana caranya naik, pengelola telah menyediakan tangga khusus untuk mencapai hammock tertinggi.
Tingkatan Hammock mengelilingi kami.
Bagi umut muslim yang ingin menunaikan ibadah sholat, terdapat sebuah mushola dengan ukuran sedang dengan kapasitas lebih kurang 10 orang. Akan tetapi perlu diperhatikan terkait persediaan air. Saya harus antri di belakang 7 orang untuk dapat wudhu pada kran yang berdebit air kecil. Tak jarang dari pengunjung yang akhirnya memutuskan membeli air meneral di warung terdekat karena enggan mengantri.
Pada salah satu kawasan yang tidak jauh dari Mushola sebagai tempat sholat, terdapat area permainan yang dapat digunakan pengunjung. Permainan tersebut sama persis dengan berbagai permainan yang biasa saya lihat di Taman Kanak-kanak seperti ayunan, perosotan dan jungkat-jungkit. Tak sedikit orang dewasa yang menemani anaknya untuk bermain disana.

Area bermain yang terdapat di sebelah Mushola.


Hal lain yang menarik perhatian saya adalah gelembung sabun. Terdapat penjual yang menjual gelembung sabun ini dan asik meperagakan cara permainannya. Puluhan gelembung sabun tampak keluar dari bulatan di ujung tongkat yang dipegangnya. Ah saya jadi teringat permainan ini pernah saya mainkan waktu kecil. Tergelitik untuk mencoba peruntungan, saya membeli gelembung sabun ini. Akan tetapi, ketika saya mempraktikkan cara memainkannya seperti yang dicontohkan oleh si akang. Saya gagal. Tak satupun gelembung yang berhasil saya ciptakan. Akhirnya saya kembali menghampiri si akang untuk kembali mengajarkan saya. Setelah mengikuti semua instruksi si akang, akhirnya saya berhasil melakukannya. Saya senang sekali.
Adik kecil itu sedang menunggu gelembung sabun yang kami hasilkan.

Saya berbaik hati untuk menghasilkan gelembung sabun yang digunakan sebagai latar berfoto teman saya. Teman saya yang lain justru mengikuti kelakuan saya dengan melakukan hal yang sama. Alhasil, jadilah kami pengarah efek gelembung sabun bagi setiap teman kami yang akan berforo ria.

Mey tengah memberi efek gelembung sabun pada teman yang sedang berpose di depan kamera
 
Boyband Badaker tengah berpose. Tahan napas dan tahan perut ya guyss.

 
Maafkan diriku yang merusak foto ini dengan gagal melompat ya gengss.

Gunung Pancar juga merupakan pilihan wisata menarik yang lokasinya tidak terlalu jauh dari Jakarta. Menggunakan kendaraan pribadi lebih disarankan ketika berwisata ke tempat ini. Menurut informasi yang saya dapat, masih banyak kegiatan lain yang dapat dilakukan kawasan ini selain piknik dan ber-hammock ria seperti yang saya ceritakan di tulisan ini. Semoga dilain waktu saya berkesempatan kesini lagi dan mencoba kegiatan lain yang ditawarkan disini. So, mari menghilang sejenak dari hiruk pikuk kota dengan berwisata ke Gunung Pancar.

 (DBY/2017)

1 comment: