Instagram

Tuesday

Serunya Piknik di Kebun Raya Bogor



Piknik.

Kerinduan saya untuk berkumpul bersama teman-teman SMA, membuat saya dan dua orang teman mengajukan ide untuk berpiknik. Hal tersebut karena kami sudah sangat jarang berkumpul dibandingkan dengan zaman kuliah dulu. Meskipun kami tinggal satu atap, akan tetapi kami sudah jarang sekali bercengkrama. Interaksi kami hanya saling bersapaan di lorong ketika berpapasan untuk menjalani aktifitas masing-masing. Selain itu, piknik ini juga bentuk refreshing dari segala macam rutinitas yang kami jalani.


Kebun Raya Bogor dipilih sebagai tujuan piknik kali ini. Alasannya karena letakknya yang tidak terlalu jauh dari Jakarta sehingga tidak memakan banyak waktu untuk menuju ke lokasi. Dan juga lokasinya yang mudah dijangkau dengan transportasi umum seperti kereta commuterline Jabodetabek dan juga angkot. Hal tersebut sangat memudahkan sekali bagi kami. Selain itu, yang terpenting menurut saya adalah suasana Kebun Raya Bogor yang hijau dan asri yang sangat cocok dengan suasana kebersamaan yang ingin dibangun dalam piknik ini. 

Kebun Raya Bogor. (Pic by http://bogorgate.com)

Pagi itu, tepatnya pada Minggu, 13 Agustus 2017, saya dan teman-teman yang kebetulan tinggal satu atap sudah bersiap-siap untuk berangkat. Kami bersepakat untuk berangkat pada pukul 08.00 WIB. Ketika waktu berangkat tiba, salah seorang teman kami masih mengenakan baju tidur. Ternyata dia tidak mendapat informasi mengenai waktu keberangkatan dan akhirnya membatalkan diri untuk ikut. Saya dan dua orang teman yang punya ide awal dan secara tidak langsung didapuk sebagai PIC merasa bersalah dan mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada teman tersebut. Mudah-mudahan hal seperti miss communication ini tidak akan terjadi lagi kedepan untuk agenda-agenda selanjutnya. Amin.

Kami lantas bergegas menuju stasiun dan menaiki kereta dengan tujuan akhir stasiun Bogor. Kami tiba di Bogor satu jam kemudian. Keluar dari stasiun Bogor kami lalu menaiki angkot menuju Kebun Raya. Berselang 15 menit kemudian, kami telah berdiri di pintu 2 Kebun Raya Bogor. Kami memutuskan untuk membeli makanan ringan dan cemilan di toserba dan warung kaki lima yang terletak persis di depan gerbang. Tak lupa kami juga membeli tikar yang dijajakan pedagang sebagai alas duduk. 

Pintu 2 Kebun Raya Bogor. (Pic by http://www.kulinerenak.com)

Berbekal lima belas ribu rupiah sebagai harga tiket, kami pun memasuki kawasan kebun raya. Berjalan santai menelusuri jalan besar kemudian beralih masuk mengikuti jalan setapak. Kami mencari-cari tempat yang sekiranya agak sepi supaya tidak terganggu dengan keberisikan kami dan nyaman untuk menggelar tikar dalam artian rindang dan juga pemandangannya bagus sebagai penyejuk mata dan juga latar untuk mengabadikan momen.


Tempat kami menggelar tikar di Kebun Raya Bogor.

Tak lama setelah tikar digelar, kami lantas menyerbu segala macam makanan yang tersedia. Sebagian ada yang berkeliling untuk sekedar melihat-lihat, menikmati suasana dan sekalian mengabadikannya. Saat semuanya berkumpul kembali, saya mengeluarkan kartu yang saya bawa. UNO dipilih dari 3 kartu lain. Suasana menjadi cair ketika permainan dimulai. Salah seorang teman saya sangat kesal karena hurus menambah 10 kartu baru karena kartu +2 sebanyak 3 kali berturut-turut dan ditambah dengan kartu +4. Permainan sedang tidak berpihak padanya. Beberapa teman samasekali belum pernah bermain UNO, dengan lihai dapat mengikuti setelah dijelaskan beberapa kali. Bahkan mereka keluar sebagai pemenang mengalahkan kami yang lain yang sebelumnya telah pernah bermain. 

Sebagian perbekalan makanan ringan kami sebagai teman bercengkrama.


Permainan dimulai..

Sebanyak 15 orang teman dan saya duduk beralaskan tikar di atas rumput hijau di bawah naungan pohon yang rindang siang itu. Pembicaraan terus bergulir disela-sela permainan. Berbagi kabar dan informasi terbaru dari kami yang lama tak bertemu. Canda dan tawa mengihiasi pertemuan kami kala itu. Tak terasa waktu telah beranjak menuju tengah hari. Cacing-cacing di perut kami sudah protes minta diisi. Dua orang yang kalah dalam permainan UNO  disepakati untuk membeli makan siang sebagai hukuman.

Pertarungan sengit untuk menentukan kandidat yang akan membeli makan siang kami.

Makan siang yang kami tunggu-tunggu dengan menu “Nasi Padang” pun tiba. Masing-masing orang mengambil dan siap menyantap menu pesanannya. Makan siang dengan menu khas kampung kami nan jauh diseberang pulau sana, ditingkahi dengan obrolan, senda, gurau, dan canda tawa dalam bahasa ibu kami sedikit banyak mengobati kerinduan kami akan kampung halaman. Senyum lebar tak henti tersungging dari mulut kami. 

Kami tengah menunggu datangnya makan siang.

Usai makan siang, kami berpindah lokasi menuju pinggir danau yang berseberangan dengan Istana Kepresidenan Bogor. Meski hari itu kami kurang beruntung karena tidak bertemu dengan Bapak Presiden, tapi melihat langsung istana tempat tinggal Bapak Presiden sudah lebih dari cukup. Kami tak lupa mengabadikan momen untuk koleksi pribadi.

Grup foto dengan Istana Kepresidenan Bogor sebagai latar.


Acara puncak piknik hari itu.

Tak terasa senja menjelang. Kami memutuskan untuk mengakhiri temu kangen hari itu. Kami saling berpamitan satu sama lain sebelum benar-benar berpisah untuk kembali ke rutinitas masing-masing. Pertemuan bertajuk piknik kali ini sangat berkesan bagi saya. I feel like I have been recharge. I am ready to face the reality on Monday.

See You in the Next Trip Guys. 

(DBY/2017)

No comments:

Post a Comment