![]() |
Kawah Ratu |
Mako and Jayagiri menjadi pilihan tujuan wisata dalam perjalanan ke-2 HPKI 9 ke Bandung. Perjalanan ini dilaksanakan pada tanggal 21-23 Maret 2013. Agita terpilih (lebih tepatnya mengajukan diri) sebagai penanggung jawab dalam perjalanan kali ini. Perjalanan ini diikuti oleh 10 orang yang berasal dari Jakarta dan Bandung.
Aku berangkat paling awal dari Jakarta menuju Bandung pada Jum’at pagi karena aku terlebih dahulu mengikuti sebuah jobfair yang diselenggarakan oleh Universitas Pasundan yang bertempat di Graha Manggala Siliwangi. Sore harinya, aku di jemput Anita. Kami lalu berkeliling kota Bandung menggunakan sepeda motornya. Setelah puas mencuci mata, perut pun terasa lapar. Warung tenda “B2K Ali Borme” yang terletak di samping RS Boromeus Bandung, menjadi pilihan kuliner yang kami cicipi. Anita lalu mengajakku ke tempat kos-nya yang terletak tak jauh dari kampus tempat-nya menuntut ilmu di daerah Buah Batu. Agita menyusul kami ke tempat kos Anita sambil menunggu kabar dari Mas Agung dan Mas Febri yang berangkat pukul 10.00 PM naik Primajasa dari Jakarta. Kami bertiga bercerita panjang-lebar, ngalor-ngidul, rumpi-rumpi cantik, tapi tetep aku yang tumbang duluan. Menurut Anita, Agita akhirnya menjemput Mas Agung dan Mas Febri ke terminal Leuwi Panjang pada pukul 02.00 AM dan langsung membawa mereka ke tempat kos Rizky (yang menjadi BASECAMP kami dalam perjalanan kali ini).
Wisata Gunung Tangkuban Perahu menjadi objek wisata pertama yang akan kami kunjungi pada perjalanan kali ini. Kami berangkat pada pukul 08.oo WIB, setelah sebelumnya mengisi perut terlebih dahulu dengan jajanan sarapan pagi khas simpang Dago. Kami harus naik kendaraan sebanyak dua kali menuju entry point yang telah di tentukan PO sebelumnya yaitu Jayagiri yaitu Angkot jurusan Caheum-Ledeng = Rp 3.000,- lalu di lanjutkan dengan Elf jurusan Ledeng-Subang (turun di jayagiri) = Rp 12.000,- Di terminal Ledeng kami mendapat tambahan satu anggota lagi yaitu Adew. Perjalanan dari terminal Ledeng menuju Jayagiri cukup memakan waktu. Entah karena buaian Elf yang melaju teratur atau nina bobo suara mesin mobil, kami semua hanyut di alam mimpi masing-masing. Untung sang PO, agita, terjaga tepat pada waktunya dan meminta supir untuk mengurungkan niatnya untuk menginjak pedal gas-nya lagi. Kalau saja Agita tidak mendapat ilham, mungkin saja kami akan terbangun di terminal Subang.
![]() | ||
Di Angkot Jurusan Caheum-Ledeng. We are ready to rock!!! (Ki-Ka:Debby, Anita, Rizky, Sofie, Mas Agung, Mas Febri, Agita)
|
Perjalanan kami kali ini sedikit berbeda karena kami memilih untuk tracking menuju area Gunung Tangkuban Perahu melalui Wana Wisata Lintas Hutan Indah (LHI) Jayagiri yang sejatinya menjadi arena downhill, war game, safari hutan dan kegiatan petualangan lainnya. Untuk memasuki wana wisata ini kami harus merogoh kocek sebesar Rp 5.000,- per orangnya.
Tanpa membuang waktu lagi tepat pukul 10.20 WIB, kami memulai perjalanan menyusuri jalan besar beraspal. Seperti fungsi sesungguhnya Wana Wisata Lintas Hutan Indah (LHI) ini, sepanjang perjalanan kami menemukan beberapa kelompok orang yang sedang outbond, bikers-bikers yang sedang mengayuh sepeda down hill-nya, penduduk sekitar yang membawa makanan ternak, bunga-bunga dan daun-daun unik yang belum pernah kami temukan sebelumnya. Di perjalanan, kami asik bercerita, tak ketinggalan memerhatikan lingkungan sekitar sambil sesekali berfoto-foto. Dalam jangka waktu tertentu kami juga memutuskan untuk beristirahat sejenak guna melepas penat dan dahaga. Alhasil, kami baru bisa mencapai pintu masuk Tangkuban Perahu 2 jam 25 menit kemudian.
![]() | ||||
Sebelum jalan pose dulu yuk
Untuk memasuki area wisata Tangkuban Perahu, kami, pengunjung domestik harus merogoh kocek sebesar Rp. 17.000,- per orangnya. Setelah menyelesaikan administrasi, kami ditawari untuk naik Wara-Wiri (sejenis Elf) menuju area kawah yang akan memakan sekitar 10 menit perjalanan. Kami semua menolak mentah-mentah tawaran tersebut, karena ingin kembali melanjutkan perjalanan dengan tracking. Karena bentukan tanah yang makin menanjak membuat jalan kami menjadi sangat lambat seperti siput. Kami pun menghabiskan sekitar 30 menit untuk sampai di area kawah.
|
Finally sampai!
![]() |
Akhirnya… Sampai Juga.. |
Rasa puas menyelimuti kami semua. Dengan perjuangan yang lebih dari orang-orang kebanyakan, akhirnya kami sampai juga di Kawah Ratu. Cucuran keringat dan jerih payah kami serasa terbayar sudah kala menyaksikan indahnya kawah ratu. Setelah terlebih dahulu menunaikan sholat, kami segera mencari warung Mie Baso yang memiliki spot bagus untuk menyaksikan keindahan Kawah Ratu dan Gunung Tangkuban Perahu. Sambil lahap mengisi perut, kami mengedarkan pandangan menikmati keindahan alam yang disuguhkan disini.
Salah satu tempat yang membuat kami cukup penasaran adalah air dan gua keramat. Kami memutuskan untuk menuju tempat dimana air dan gua keramat berada untuk melihatnya dengan mata kepala sendiri. Perjalanan menuju tempat tersebut cukup menguras tenaga karena jalurnya yang terjal dan licin. Sesampainya disana, kami semua melewati gua yang ternyata ada tembusannya. Tapi hanya beberapa dari kami saja yang cukup berani untuk mencicipi air keramat tersebut.
![]() |
Tracking menuju Goa dan Air yang konon katanya keramat |
![]() |
Pintu gerbang menuju Goa dan Air yang konon katanya keramat |
Setelah puas berkeliling dan berfoto-foto, kami memutuskan untuk meninggalkan Kawah Ratu dan Gunung Tangkuban Perahu. (Jika ada kesempatan berikutnya, mungkin kami bisa kembali bermain untuk menikmati keindahan kawah-kawah lain yang terdapat di area Tangkuban Perahu).
Kami memutuskan untuk pulang menaiki Elf jurusan Tangkuban Perahu-Lembang seharga Rp. 12.500,- lalu dilanjutkan dengan angkot dari Lembang-Ledeng=Rp 3.000,- dan lalu dilanjutkan lagi dengan angkot jurusan Ledeng-Caheum = Rp. 3.000,-. Kami sampai di Basecamp pada pukul 19.00 WIB.
To be continue…
(DBY/2016)
(DBY/2016)
No comments:
Post a Comment