Instagram

Monday

Cara Masak Nasi Goreng Sehat di Rumah, Bisa Disantap Bersama Keluarga

September 16, 2024 0 Comments

Nasi Goreng Favorit Anda (Sumber gambar: https://www.masakapahariini.com/resep/resep-nasi-goreng-sayuran/)

Nasi goreng adalah salah satu makanan yang populer pada beberapa negara di Asia Timur, Tenggara, dan Selatan, seperti Kamboja, Tingkok, Malaysia, Korea Selatan, Singapura dan juga Indonesia. Setiap negara tersebut memiliki resep nasi goreng tersendiri yang berbeda satu sama lain. Nasi goreng ala Asia ini bahkan sangat terkenal dan muncul sebagai menu pada restoran di negara barat seperti Amerika Serikat, Eropa, hingga Amerika Selatan.

Nasi goreng dapat disantap kapan saja, dari sarapan pagi, makan siang, hingga makan malam dan dimana saja, seperti di restoran besar dan kecil, warung kaki lima, hingga pedagang yang berjualan keliling menggunakan gerobak dorong. Karena resep nasi goreng mudah diduplikasi sendiri dengan bahan-bahan sederhana yang ada di rumah, banyak keluarga yang memasak sendiri nasi goreng sebagai santapan sehat bersama anggota keluarga.


Meski terkadang nasi goreng dianggap sebagai makanan yang mengandung kalori dan kolesterol yang tinggi karena bahan utamanya adalah nasi yang dimasak dengan cara digoreng, namun kamu dapat memasak nasi goreng sehat yang dikombinasikan dengan bahan dan bumbu-bumbu yang berkualitas tinggi. Yuk, simak selengkapnya rekomendasi resep nasi goreng sehat berikut ya!


Resep nasi goreng sehat yang bisa kamu coba di rumah


Bahan-bahan yang diperlukan

Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat nasi goreng sehat diantaranya:

  1. Nasi (sisa kemarin)

  2. Minyak zaitun atau mentega secukupnya untuk menggoreng

  3. Sayur kesukaan kamu, seperti wortel, kacang polong, jagung manis, buncis, batang seledri, dll dipotong kecil sesuai selera

  4. Lauk kesukaan kamu, seperti ayam suir, atau daging giling (dapat dilewatkan jika vegetarian)

  5. Bawang merah 4 siung dan bawang putih 3 siung, lumatkan hingga halus

  6. Cabai secukupnya, haluskan (optional)

  7. Daun bawang secukupnya, iris halus

  8. Kecap manis secukupnya

  9. Garam secukupnya

  10. Gula secukupnya

  11. Merica secukupnya

  12. Penyedap rasa secukupnya (optional)

  13. Bahan pelengkap penyajian: telur dadar atau mata sapi, tomat iris, mentimun iris, 


Cara memasak nasi goreng

Langkah-langkah yang dapat kamu ikuti untuk membuat nasi goreng sehat diantaranya:

  1. Panaskan minyak zaitun atau mentega.

  2. Tumis bawang merah, bawang putih, dan cabai yang sudah dihaluskan hingga harum.

  3. Masukkan potongan sayuran pilihan kamu, tetap aduk hingga agak layu.

  4. Masukkan nasi kemarin (yang sudah dingin)

  5. Aduk hingga tercampur merata dengan bumbu dan sayuran.

  6. Masukkan topping lauk (optional) dan aduk kembali hingga tercampur merata.

  7. Tambahkan garam, merica, gula, kecap manis, dan penyedap rasa dan aduk lagi hingga merata.

  8. Cicipi dan lakukan koreksi rasa jika diperlukan.

  9. Nasi goreng siap disajikan dengan menambahkan bahan pelengkap penyajian.


Bagaimana? Mudah bukan? Kamu dapat memasak sendiri nasi goreng sehat versi kamu di rumah. Kamu bebas bereksperimen menggunakan bahan-bahan sehat kesukaan kamu seperti beras, berbagai jenis sayuran, hingga lauk yang terjamin kualitasnya.  


Jika kamu bingung memilih jenis beras yang cocok untuk dibuat nasi goreng, kamu bisa mencoba Beras Premium Sania 5G. Beras jenis long-grain ini diproduksi dengan teknologi jepang yang menghasilkan nasi berkualitas yang sangat cocok untuk dibuat nasi goreng. 


Nasi goreng sehat kombinasi beras berkualitas dan bahan-bahan kesukaan jadi santapan kegemaran keluarga. Bikin mereka mau lagi dan lagi. 






Wednesday

Pengalaman Lolos Beasiswa Erasmus Tahun 2021: Program European Public Health

November 03, 2021 0 Comments


Pandemi COVID-19 yang menjangkit seluruh belahan dunia sejak awal tahun 2020, juga menyerang Indonesia. Kasus pertama diumumkan oleh presiden Jokowi pada awal Maret 2020. Pandemi masih terus berlanjut hingga sekarang di penghujung tahun 2021, dan kita semua tidak tahu pasti kapan pandemi akan berakhir. Pandemi tentu saja sedikit banyak mengguncang hidup semua orang, termasuk membuat buat saya menunda, mengubah, atau bahkan menggagalkan rencana hidup yang sudah saya buat BC (before covid).

Sedikit flash back, saya baru saja menyelesaikan sekolah dipertengahan 2019, berniat untuk gap year untuk beristirahat barang sejenak dan berencana baru memulai kembali menata hidup dan mencari pekerjaan di pertengahan 2020. Pada awal gap year tersebut, saya menghabiskan waktu di kampung halaman berkumpul dengan keluarga yang sudah tidak saya kunjungi 2 kali lebaran. Setelahnya saya terlibat project penelitian singkat dalam waktu 3 bulan dengan profesor saya saat sarjana dulu. Lalu saya berjalan-jalan melihat negeri orang yang selama ini hanya selalu saya lihat lewat layar kaca saja. Setelah bertahun-tahun akhirnya saya bisa mengalami sendiri dan mengunjungi tempat-tempat yang saya lihat lewat drama. Setelahnya saya juga berkesempatan berkelana ke negeri yang sering dijuluki Mutiara dari Timur Laut.

Setelah inilah, dampak pandemi mulai saya rasakan. Berselang beberapa minggu saja, di pertengahan Februari 2020, saya seharusnya terlibat dalam projek sosial yang antar negara yang dari dulu sangat ingin saya ikuti di Taiwan selama 8 minggu. Tapi saya membatalkan diri untuk ikut, atau lebih tepatnya mama saya memaksa saya untuk mengundurkan diri karena beliau khawatir akan COVID-19 yang saat itu masih merupakan hal yang baru. Saya rugi biaya tiket PP dan juga biaya program. Saya hanya bisa menghela napas dan bilang "Ya udah, ikhlasin aja".

Selanjutnya Work From Home (WFH) dimulai seiring dengan kebijakan pemerintah yang terus berganti-ganti terkait dengan physical distancing seperti PSBB, PPKM dll. Kondisi saya saat itu menyewa sebuah kos-kosan satu kamar. Kegiatan sehari-hari: kerja di depan laptop, refreshing dengan Netflix, YouTube, Facebook, Instagram, dan TikTok. Oh iya, ditambah dengan baca dan nonton berita yang headline-nya serem-serem. Oh ada lagi, intensitas belanja online meningkat tajam. Long story short, it was suck for my physical and mental health and also my wallet. hehe

Jadilah bikin rencana buat kabur. FYI, di bulan September 2020, 3 orang teman yang saya kenal dengan baik tetap berangkat ke Eropa walaupun pandemi. Jadi saya kontaklah mereka, tanya-tanya disana gimana kehidupan di sana. So, I was convinced and made my own plan that I will share with you guys in this article :)

September - October 2020: Riset

Pencarian saya mengerucut pada 3 beasiswa yang diterima teman-teman saya ini: EMJMD, beasiswa dari kampus UK, dan stipendium hungaricum. Setelah kepoin masing-masing website beasiswa dan juga website kampus yang mungkin akan memberikan beasiswa, pilihan saya jatuh pada EMJMD. 

Program-program yang ditawarkan EMJMD dapat dilihat selengkapnya pada tautan https://www.eacea.ec.europa.eu/scholarships/emjmd-catalogue_en

Saya meneliti masing-masing program yang kira-kira cocok dengan background pendidikan saya, pengalam kerja saya dan juga rencana-rencana saya kedepannya. Akhirnya saya menjatuhkan pilihan pada 3 program berikut: European Public Health (https://www.europubhealth.org/), Public Health in Disaster/ PHID (https://publichealthdisasters.eu/), and NOHA Master (https://www.nohanet.org/masters).

Hal-hal yang saya perhatikan pada masing-masing program diantaranya: eligibility (syarat-syarat yang harus saya penuhi untuk bisa mendaftar), tanggal-tanggal penting (batas waktu aplikasi), kuota area/region pada program tersebut, pathway dan mobility (topik dan negara-negara mobilitas pada tiap semesternya), motivation letter, persyaratan bahasa inggris, surat rekomendasi, CV, surat keterangan kerja, ijasah, transkrip, dan isian-isian pertanyaan pada formulir pendafatran.

November - December 2021: Melengkapi Persyaratan

Buat saya, kelengkapan persyaratan yang membutuhkan bantuan orang lain saya dahulukan. Karena komunikasi dan tanggapan dari orang lain tersebut tidak bisa kita kendalikan dan membutuhkan waktu.  Maka hal yang pertama saya urus seperti: meminta surat rekomendasi dari dosen dan juga atasan atau rekan tempat saya bekerja. Saya waktu itu punya 3 surat rekomendasi: 2 dari dosen, 1 dari atasan yang waktu itu membutuhkan waktu 1 minggu hingga 1 bulan untuk mendapatkannya (ada 1 dosen yang lama banget balesnya). Saya juga meminta surat keterangan kerja dari kantor tempat saya bekerja yang butuh waktu 1 minggu. Bersamaan dengan itu saya memperbaharui CV saya, membuat draft jawaban dari pertanyaan-pertanyaan pada formulir pendaftaran di masing-masing program yang saya akan daftar, dan juga membuat 3 motivation letter berbeda untuk masing-masing program.

December 2021 - January 2022: Submit Pendaftaran

Mendekati waktu submit, saya review dan revisi lagi draft aplikasi yang saya buat. Jika memungkinkan minta bantuan orang lain untuk mereview juga. Saya waktu itu nggak sempet. hehe Saat sudah yakin dengan aplikasinya, segera submit deh.

Waktu itu deadline masing-masing program yang saya ingat:
NOHA Master: Pertengahan December
Public Health in Disaster/ PHID: 31 December 2021
European Public Health: Pertengahan January 2022

Bukti submit aplikasi NOHA Master December 2020
Bukti Submit Aplikasi NOHA Master, December 2020

Bukti Submit Aplikasi PHID, December 2020

Bukti Submit Aplikasi EuroPub+, January 2021


January - Maret 2021: Penantian Panjang

Saat ini adalah masa-masa degdegan dimana saya bertanya-tanya, kira-kira dari 3 aplikasi yang saya submit, ada yang tembus nggak ya?


Maret - April 2021: Berita-berita

Kabar baik pertama datang di awal bulan Maret dari European Public Health program. Saya dinyatakan lulus dalam program tersebut. Kaget banget, girang, sambil loncat-loncat, dan tak lupa mengucap syukur. Pada program European Public Health ini, seleksi hanya berupa berkas saja ya teman-teman, tidak ada tahapan wawancara. 

Surat cinta dari program European Public Health kalau saya lolos, Maret 2021


Pada pertengahab bulan Maret, ada berita duka dari program NOHA master yang mengabarkan bahwa saya belum bisa diterima dalam program mereka. Saya sudah gagal pada aplikasi berkas dan tidak ikut wawancara.

Surat putus dari program NOHA Master, bahkan sebelum semuanya dimulai, Maret 2021


Pada akhir bulan Maret, saya juga mendapatkan undangan wawancara dari program Public Health in Disaster (PHID). Wawancara dilaksanakan secara daring. Saat yang saat itu sedang berada di kampung halaman cucup was-was juga dengan listrik dan juga stabilitas jaringan. Namun, syukurlah semuanya berjalan dengan lancar. Hasilnya diumumkan 1 bulan kemudian, diakhir bulan April, yang menyatakan saya juga lolos menjadi salah satu kandidat program dengan beasiswa. 
Namun dengan berat hati saya harus mengundurkan diri, karena saya memutuskan untuk memilih program lain.
Undangan wawancara dari program Public Health in Disaster (PHID), Maret 2021

Surat cinta dari program Public Health in Disaster (PHID) kalau saya lolos, April 2021


May - August 2021: Pendaftaran Kampus, Pengurusan Visa dan Persiapan Keberangkatan

Program yang saya pilih adalah European Public Health dengan pilihan kampus The University of Sheffield di UK (Year 1) dan Ã‰cole des hautes études en santé publique (EHESP) di Paris (Year 2). Pada program saya ini mobilisasi hanya 1 kali setelah 1 tahun, berbeda dengan program-program EMJMD lainnya yang pindah-pindah universitas dan negari setiap semesternya.

Pada akhir bulan May 2021, saya mendapatkan Unconditional Offer dari The University of Sheffield dan diminta untuk melengkapi persyaratan administrasi secara online. 

LoA dari program MPH in European Public Health, The University of Sheffield, May 2021



Selanjutnya berkenalan dengan teman-teman program European Public Health Cohort 2021 yang berasal dari berbagai negara yang juga menjalani kuliah Year 1 ini di beberapa negara juga yaitu The Univesity of Sheffield, UK (aku pilih ini); University of University College Dublin, di Ireland; University of Granada, di Spain; dan University of Liege, di Belgia. Sedangkan untuk Year 2 nanti pilihannya juga ada di beberapa negara yaitu EHESP di Rennes & Paris, France; Jagiellonian University, di Krakow, Poland; University of Granada, di Spain; University of Maastricht, di Maastricht, The Netherlands. 

Saya juga berkenalan dengan teman-teman dari Indonesia yang menjadi awardee dari berbagai program Erasmus. Ternyata ada teman dari Indonesia yang satu program dengan saya di European Public Health namun dia Year 1 nya di UCD Dublin di Ireland. Tapi nanti kami akan ketemu saat Year 2 di Paris nanti. 

Lalu mulailah saat-saat pre-departure briefing dari berbagai pihak diantaranya: Consortium Program European Public Health, Erasmus Indonesia, PPI UK, PPI Sheffield dan Indosoc The University of Sheffield, European Public Health Student and Alumni Association (EPHSA). Karena kondisi pandemi, semua pre-departure briefing ini dilaksanakan secara daring.

Untuk pengurusan Visa ke UK diperlukan CAS (Confirmation of Acceptance for Studies), saya telah mengurus dokumen ini dengan passport lama saya. Namun, ternyata saat memperbaharui passport, saya baru tahu kalau nomernya berbada, alhasil saya menunggu cukup lama untuk perubahan tersebut. Ibaratnya jadi ngurus 2 kali. Selain itu dibutuhkan surat keterangan bebas TB yang bisa didapatkan dari beberapa RS yang direkomendasikan. Saya waktu itu memilih di RS Premier Jatinegara. Dan ternyata biayanya lumayan mahal saudara-saudara: Rp 800ribuan. Selanjutnya pendaftaran Visa di webiste resmi permerintah di gov.uk. Biaya yang saya keluarkan saat itu adala sebesar $1000 untuk Imigration Health Surcharge dan $500 untuk biaya visa. Agar aplikasi bisa diproses lebih lanjut, kita harus mengunjungi VFS global yang menjadi partner pemerintah UK dalam pembuatan visa di Indonesia untuk memberikan sidik jari dan foto. Namun karena PPKM di Jakarta, kantornya tutup lebih dari 3 minggu selama bulan July. Jadi saya baru bisa bikin janji di akhir July dan visa saya jadi di pertengahan Agustus 2021.

Visa jadi, saatnya nyari tiket dong untuk keberangkatan awal September 2021. Namun timbul masalah lagi, karena kasus COVID-19 di Indonesia meroket, banyak negara-nagara yang tidak memperbolehkan pelaku perjalanan dari Indonesia untuk sekedar transit, apalagi untuk masuk ke negaranya. Jadi ekstra hati-hati dalam memilih maskapai, jangan sampau nanti sudah dekat waktu berangkat, tau-taunya penerbangan di cancel. Hal tersebut juga berkaitan dengan Hotel Karantina setibanya di UK. Pelaku perjalanan yang berasal dari negara red list, salah satunya Indonesia, harus karantina khusus di hotel yang ditentukan pemerintah selama 11 hari dengan biaya sekitar GBP 1750, yang kemudian naik menjadi GBP 2285 (Saya waktu itu kebagian bayar yang GBP 2285). Untungnya kampus saya ada program Support Fund untuk biaya yang berkaitan dengan COVID-19 jadi bisa di reimburse deh. Kalau dari program dan consortium sendiri tidak ada alokasi dana terkait ini.

September 2021: My UK Story

Alhamdulillah mendarat dengan selamat di London pada tanggal 5 September 2021, lalu menjalani karantina di hotel yang telah di booking sebelumnya. Hasil tes PCR hari ke 2 dan 8 juga negative dan dipersilahkan untuk melanjutkan perjalanan ke kota tujuan yaitu Sheffield pada 17 September 2021. Lalu kehidupan perkuliahan saya di The University of Sheffield dimulai deh.

Tanggal 20-24 September itu Intro-week dimana kita diperkenalkan dengan sistem perkuliahan di kampus. Diperkenalkan dosen-dosen dan staf administrasi fakultas yang dapat membantu saya selama perkuliahan. Diperkenalkan juga layanan-layanan gratis yang disediakan kampus untuk menunjang pembelajaran dan juga karir kita kedepannya. Lalu juga layanan kesehatan, kesehatan mental, security, inclusivity, equality antar perbedaan, dan masih banyak lagi. Perkuliahan untuk AUTUM Semester ini dimulai sejak 27 September 2021 hingga awal February 2022 nanti. Jadi perkuliahan aku semester ini ada di hari Rabu, Kamis, dan Jumat, sisanya libur? (maunya gitu sih, tapi reading dan tugas menumpuk). Atau senin selasa biasanya ikutan workshop yang diadakan kampus. Sabtu & Minggu itu baru untuk jalan-jalan. Kan motonya: Study Hard, Play Harder :)










Demikianlah curhatan perjalanan saya dalam memperoleh Beasiswa Erasmus Mundus Joint Master Degree (EMJMD) 2021 pada program European Public Health di UK dan nantinya di France tahun kedua.

Terima kasih, semoga bermanfaat!

Semangat berjuang buat yang masih berjuang! 

Saya juga tengah berjuang untuk tujuan saya selanjutnya :)

Cheers,
Debs



13 Hari Kelilingi Filipina: Menjelajahi Kota, Desa, Sungai, Gunung, hingga Laut (13 Days Philippines Itinerary)

February 05, 2020 0 Comments
Twin beach, Nacpan

Filipina adalah sebuah negara kepulauan yang terletak di utara Indonesia. Jujur saja saya sama sekali tak punya niat mengunjungi negara ini. Mungkin karena Filipina kalah popular dibandingkan negara-negara di Asia Tenggara yang lain seperti Thailand dan Vietnam. Berbekal rekomendasi penerbangan murah dari Korea Selatan, salah satu negara yang sangat ingin saya kunjungi di awal 2020, saya menghabiskan 13 hari akhir bulan Januari di Filipina.

13 Days Philippines Itinerary

Day 1 – 2: Menjelajahi Kota Metropolitan Manila 

Greenbelt Mall, Mekati, Metro Manila
Dikarenakan saya terbang ke Filipina dengan pesawat dini hari, saya menghabiskan setengah hari pertama untuk istirahat. Pada sisa hari pertama ini saya mengunjungi Greenbelt Mall, yang katanya disebut-sebut sebagai salah satu tempat gaul di Manila. Dan benar saja, mall ini lumayan ramai dipadati pengunjung yang tidak hanya filipino tapi juga bule-bule. Layaknya mall-mall besar, banyak sekali brand-brand ternama yang membuka tokonya disini. Dan yang paling penting terdapat supermarket yang lumayan besar dan lengkap. Saya pun menyempatkan berbelanja kebutuhan logistik saya.

Rizal Park
Pagi-pagi sekali saya bergegas untuk memulai hari. Tujuan utama saya pagi itu adalah Rizal Park. Saya sangat terkesan dengan sebuah kolam besar yang menampilkan miniatur kepulauan-kepulauan Filipina. Taman ini juga sangat ramai dan sepertinya popular bagi warga lokal menghabiskan waktu untuk sekedar nongkrong, bensantai, atau bahkan piknik.

Miniatur kepulauan Filipina di Rizal park

Rizal park ramai dipadati wisatawan lokal untuk bersantai

Banyak juga yang piknik di sini

Museum
Terdapat dua museum besar di area ini yang dapat dikunjungi untuk mengenal Filipina lebih dekat yaitu museum sejarah dan museum antropologi. Pilihan saya jatuh pada museum antropologi. Bagian yang paling membuat saya terkesan pada koleksi yang dipajang di meseum adalah koleksi berjudul “faith, tradition, and places”. Koleksinya yang saya suka berupa pakaian, kain tenun, perhiasan, asesoris, alat music, dan peralatan perang berupa perisai dan senjata.

Nasional museum yang saya kunjungi
salah satu koleksi pakaian

Koleksi alat musik

Koleksi asesoris

Koleksi senjata

Koleksi kerajinan

Intramuros
Intramuros adalah semacam kota tua dengan bangunan-bangunan yang unik. Intramuros berasal dari bahasa spanyol yang berarti dikelilingi dinding. Kota ini dulunya adalah basis Spanyol pada zaman colonial. Dinding-dinding yang mengeliling kota ini konon katanya berfungsi sebagai semacam banteng pertahanan dari serangan musuh. Saya memilih untuk menggunakan jasa tricycle untuk berkeliling Intramuros. Saya berkeliling ke banyak tempat seperti taman, monumen, gereja, museum, penjara kuno, banteng, dan juga sekolah.

Saya di gerbang utama Intamuros

Saya duduk manik di tricycle berkeliling Intramuros

Saalah satu gereja di kawasan ini

Koleksi ini adalah presiden Filipina dari masa ke masa

Salah satu bangunan di Intramuros

Day 3 – 4: Ekspolari Badian dan Alegria
Pagi-pagi sekali saya bertolak ke bandara untuk terbang ke Cebu. Dilanjutkan dengan menaiki Bus selama 3-4 jam, saya tiba di Alegria. Saya memilih penginapan di pinggir pantai dengan harapan bisa menikmati matahari terbenam, akan tetapi sore itu saya harus puas hanya dengan mendengar deburan ombak dan memandangi laut yang berkabut diselingi hujan rintik-rintik.

Canyoneering di Kawasan Falls
Canyoneering termasuk kegiatan popular di Kawasan Falls. Kegiatan ini semecam menelusuri sungai dari hulu ke hilir dengan tujuan akhirnya air terjun Kawasan. Fokus utama dari kegiatan ini berupa cliff jumping. Terdapat 5 tingkatan mulai dari 2m, 4m, 6km, 10m, hingga 20m. Selain itu, terdapat juga rope swing dan sliding. Saya melakukan jumping 2m, 4m, 6m, and 10m, tapi saya ragu-ragu untuk melompat dari ketinggian 20m dan akhirnya memutuskan untuk mundur saja. (And you know what, I regret it that I quit. I should have just done that!). Saya juga tidak bisa mencoba rope swing karena harus bayar jasa operator 10 peso, sementara saya tidak ada uang pas. Pastikan anda bawa uang kecil jika ingin mencoba rope swing.
Salah satu air terjun di area kawasan falls

Kawasan Falls

Sunset Osmena Peak

Butuh satu jam perjalanan dari tempat saya menginap ke Osmena Peak. Jarak dari entry point ke puncak hanya sekitar 10-15 menit dengan berjalan santai. Cuaca sore itu sangat mendukung dan saya disuguhkan pada pemandangan matahari terbenam yang sangat cantik. Suasana di area puncak sangat berangin sehingga akan sangat dingin jika berdiam terlalu lama. Beberapa pengunjung juga ingin menikmati matahari terbenam tapi lupa membawa jaket. Mereka mengeluhkan kedinginan dan akhirnya memilih menyerah dan turun.
Osmena peak entrance

The view from the top

Sunset time

Day 5 – 6: Berkeliling Kota Oslob
Dibutuhkan waktu perjalanan darat  selama 1-2 jam dari Alegria menuju Oslob menggunakan bus. Jika Alegria terletak di pantai bagian barat Cebu, Oslob ini terletak di bagian timur. Penginapan saya juga terletak di pinggir pantai dengan harapan dapat menikmati matahari terbit. Akan tetapi harapan hanya tinggal harapan karena pagi-pagi selalu berkabut dan berawan.

Berenang bersama Whale Shark
Pagi-pagi sekali kerumuman orang sudah berkumpul menunggu panggilan dan instruksi untuk menunju perahu nelayan dan berenang bersama Whale Shark. Masing-masing perahu hanya berkapasitas 10 pengunjung dengan 4 orang awak kapal. Sebuah kapal kecil lain bolak-balik di sisi kanan (arah pantai) perahu kami memberi pakan Whale Shark (saya kurang tahu ini praktek yang benar atau tidak). Ikan besar itu bolak-balik berenang disekitar perahu kami. Membuat saya merinding sekaligus takjub. Ini pertama kalinya saya melihatnya dari dekat.

I am ready to meet the Whale Shark

it is so big and close

Sumilon Island
Tidak banyak yang bisa dinikmati di pulau ini sebagai wisatawan umum. Jujur saja saya menyesal ke pulau ini. Saya merasa biaya yang saya keluarkan tidak setimpal dengan yang saya dapatkan. Alasan utamanya adalah karena lebih dari setengah pulau ini adalah private property milik sebuah resort. Biaya tambahan yang tidak sedikit harus dikeluarkan jika ingin memasuki kawasan resort dan itu bukan sebuah pilihan buat saya. Saya harus puas dengan area pantai yang tidak seberapa dan dipenuhi banyak orang. Ada juga pilihan untuk snorkelling dan diving, biaya tambahan juga dibutuhkan untuk melakukan dua kegiatan itu. Terlepas dari kondisi diatas, pulau ini memang memiliki pasir putih dan lautan biru yang sangat cantik. Foto atau video dari udara dengan menggunakan drone pasti akan menghasilkan gambar yang epic.

Pantai kecil berpasir putih dan laut biru yang cantik

Menelusuri Aguinid Falls
Masih bertajuk kegiatan susur sungai, tapi berbeda dengan sebelumnya pada Aguinid Fall penelusuran di mulai dari hilir menuju hulu sungai. Kalo sebelumnya di Kawasan Falls harus cliff jumping, nah di sini petualangannya adalah climbing. Terdapat 5 level yang harus diselesaikan dalam kegiatan ini dari yang mudah hingga yang tersulit. Saya berhasil menyelesaikan semua levelnya. Yay!

Salah satu level yang harus climbing untuk dilewati


Day 7 – 8: Ekspolarasi Bohol dan Batuan
Bohol adalah pulau lebih kecil yang terletak di bagian timur Cebu. Dibutuhkan 2 jam perjalanan dengan kapal dari Oslob menuju Bohol. Lalu dilanjutkan dengan perjalanan darat selama 1-2 jam menuju Batuan.

Twin bamboo bridge
Pagi-pagi sekali saya bertolak dari penginapan saya dengan motor sewaan untuk mengekspolrasi area ini. Pilihan saya jatuh pada jembatan kembar yang terbuat dari bamboo. Wisata ini menawarkan sensasi menyeberangi jembatan kembar yang menghubungkan dua daratan yang dibelah oleh sungai berwarna hijau yang cantik. Vegetasi disekitar sungai, khusunya didekat jembatan masih sangat terjaga dan membah keindahan pemandangan yang disuguhkan. Ada jasa fotografer dan videographer yang bisa digunkan jika kamu ingin mendapatkan gambar yang memuaskan.

Jembatan bambu kembar dengan vegetasi yang masih terjaga

Saya di salah satu jembatan yang bergoyang


Chocolate Hills
Chocolate Hills adalah salah satu wisata popular di Bohol. Terbukti dengan ramainya wisatawan yang berkunjung untuk mengabadikan momen di area ini. Chocolate Hills berbentuk bukit-bukit unik yang berjumlah lebih dari seribu. Bukit-bukit ini diselimuti oleh rumput hijau yang berubah warna menjadi coklat di musim panas. Kawasan ini termasuk dalam lis UNESCO World Heritage. Saya memilih mengunjungi Chocolate Hills di sore hari dan menikmati matahari terbenam disini. Walau cuaca sore itu sedikit berawan, tetapi pemandagangan matahari terbenanmnya cukup memuaskan dengan pedar warna jingga yang cantik.

Ribuan Chocolate Hills

View point chocolate hills

Sunset time

Guimbawan Festival
Kegiatan ini berwujud pawai dan lomba menari tradisonal antar wilayah di Bantuan. Terdapat lebih dari 20 kelompok yang unjuk gigi dalam acara ini. Mereka berlomba-lomba menmpilkan kereta hias, kostum yang meriah dan unik dan juga yang paling pentik tarian yang menarik. Satu kelompok bisa terdiri dari lebih dari 20 orang. Masing-masing kelompok juga memiliki perwakilan yang memakai konstum putri dengan dandanan yang sangat cantik. Masing-masing putri juga akan mengikuti perlombaan individual terkait konstum yang dipakainya dan juga tarian yang ditampilkannya. Saya menyaksikan kegiatan ini dari jam 10 pagi sampai jam 3 sore. Saya berhasil mengabadikan momen-momen cantik dengan konstum-kostum yang unik. Teriknya matahari tak menyurutkan semnagat para peserta untuk menunjukkan kebolehan mereka.

Kostum yang unik dengan tarian yang menarik

Ada gaun ketupat juga lho

Tua muda semangat menunjukkan kebolehannya


Day 9 – 13: Menjelajahi El Nido
Dari Cebu selanjutnya saya bertolak  melalui udara ke Palawan. Dilanjutkan dengan 6 jam perjalanan darat dari Puerto Princesa ke El Nido. Jadi siapkan saja waktu satu hari penuh untuk perjalanan pulang dan pergi jika ingin berkunjung ke area ini.

Island Hopping Tour
Terdapat 4 pilihan paket destinasi yang dapat dipilih untuk ditelusuri dalam satu hari yaitu tour A, B, C, dan D. Masing-masing pilihan menawarkan destinasi yang beragam. Saya memilih untuk mengeksplorsi tour C yang bertemakan historical site. Kami mengunjungi 5 destinasi berbeda yang terdiri dari snorkelling spot di helicopter island, bermain kayak di lagoon, menelusiri secret beach dan juga hidden beach, makan siang dengan pemandangan orang-orang cliff jumping.

Saya di helikopter island sebelum snorkeling

Hidden beach

Snorkeling time

Our boat

Sunset in Twin Beach, Nacpan
Pantai Nacpan berjarak 1 jam perjalanan darat dari pusat kota El Nido. Saya memilih untuk menginap di area ini karena lokasinya yang cantik, bersih, dan yang penting tidak terlalu ramai. Kegiatan favorit saya selama di Nacpan adalah pagi-pagi jogging menyusuri pantai. Selanjutnya berjemur seharian (pindah-pindah nyari shadow pohon kelapa) sambal baca cerita fiksi, dan juga menikmati sunset di Twin Beach yang tepat berada di arah barat. Pantai Nacpan berada di sisi utara.

Twin beach, Nacpan

Sunset time

Twin beach, Nacpan

Hal yang paling berkesan untuk saya dalam perjalanan ke Filipina ini adalah ketika setiap orang lokal berbicara dengan bahasa Tagalog kepada saya. Mereka semua menyangka saya adalah orang lokal. And I keep said that “I am sorry, I don’t speak Tagalog” kepada semua orang yang kemudian mengakibatkan “awkward moment”. Mereka mengatakan kalau wajah saya mirip Filipino. Yang kemudian dilanjutkan dengan “if you can speak Tagalog, you can get local price that must be a lot cheaper that tourist price”. Dan saya sepertinya harus belajar Tagalog kali ya, jadi bisa ngurangin budget banget untuk perjalanan selanjutnya. Hehe

Hope it helps and Enjoy!

Cheers,
Debby