Twin beach, Nacpan |
Filipina adalah sebuah negara kepulauan yang terletak di utara Indonesia. Jujur saja saya sama sekali tak punya niat mengunjungi negara ini. Mungkin karena Filipina kalah popular dibandingkan negara-negara di Asia Tenggara yang lain seperti Thailand dan Vietnam. Berbekal rekomendasi penerbangan murah dari Korea Selatan, salah satu negara yang sangat ingin saya kunjungi di awal 2020, saya menghabiskan 13 hari akhir bulan Januari di Filipina.
13 Days Philippines Itinerary
Day 1 – 2: Menjelajahi Kota Metropolitan Manila
Greenbelt Mall, Mekati, Metro Manila
Dikarenakan saya terbang ke Filipina dengan pesawat dini hari, saya menghabiskan setengah hari pertama untuk istirahat. Pada sisa hari pertama ini saya mengunjungi Greenbelt Mall, yang katanya disebut-sebut sebagai salah satu tempat gaul di Manila. Dan benar saja, mall ini lumayan ramai dipadati pengunjung yang tidak hanya filipino tapi juga bule-bule. Layaknya mall-mall besar, banyak sekali brand-brand ternama yang membuka tokonya disini. Dan yang paling penting terdapat supermarket yang lumayan besar dan lengkap. Saya pun menyempatkan berbelanja kebutuhan logistik saya.
Rizal Park
Pagi-pagi sekali saya bergegas untuk memulai hari. Tujuan utama saya pagi itu adalah Rizal Park. Saya sangat terkesan dengan sebuah kolam besar yang menampilkan miniatur kepulauan-kepulauan Filipina. Taman ini juga sangat ramai dan sepertinya popular bagi warga lokal menghabiskan waktu untuk sekedar nongkrong, bensantai, atau bahkan piknik.
Miniatur kepulauan Filipina di Rizal park |
Rizal park ramai dipadati wisatawan lokal untuk bersantai |
Banyak juga yang piknik di sini |
Terdapat dua museum besar di area ini yang dapat dikunjungi untuk mengenal Filipina lebih dekat yaitu museum sejarah dan museum antropologi. Pilihan saya jatuh pada museum antropologi. Bagian yang paling membuat saya terkesan pada koleksi yang dipajang di meseum adalah koleksi berjudul “faith, tradition, and places”. Koleksinya yang saya suka berupa pakaian, kain tenun, perhiasan, asesoris, alat music, dan peralatan perang berupa perisai dan senjata.
Nasional museum yang saya kunjungi |
salah satu koleksi pakaian |
Koleksi alat musik |
Koleksi asesoris |
Koleksi senjata |
Koleksi kerajinan |
Intramuros adalah semacam kota tua dengan bangunan-bangunan yang unik. Intramuros berasal dari bahasa spanyol yang berarti dikelilingi dinding. Kota ini dulunya adalah basis Spanyol pada zaman colonial. Dinding-dinding yang mengeliling kota ini konon katanya berfungsi sebagai semacam banteng pertahanan dari serangan musuh. Saya memilih untuk menggunakan jasa tricycle untuk berkeliling Intramuros. Saya berkeliling ke banyak tempat seperti taman, monumen, gereja, museum, penjara kuno, banteng, dan juga sekolah.
Saya di gerbang utama Intamuros |
Saya duduk manik di tricycle berkeliling Intramuros |
Saalah satu gereja di kawasan ini |
Koleksi ini adalah presiden Filipina dari masa ke masa |
Salah satu bangunan di Intramuros |
Day 3 – 4: Ekspolari Badian dan Alegria
Pagi-pagi sekali saya bertolak ke bandara untuk terbang ke Cebu. Dilanjutkan dengan menaiki Bus selama 3-4 jam, saya tiba di Alegria. Saya memilih penginapan di pinggir pantai dengan harapan bisa menikmati matahari terbenam, akan tetapi sore itu saya harus puas hanya dengan mendengar deburan ombak dan memandangi laut yang berkabut diselingi hujan rintik-rintik.
Canyoneering di Kawasan Falls
Canyoneering termasuk kegiatan popular di Kawasan Falls. Kegiatan ini semecam menelusuri sungai dari hulu ke hilir dengan tujuan akhirnya air terjun Kawasan. Fokus utama dari kegiatan ini berupa cliff jumping. Terdapat 5 tingkatan mulai dari 2m, 4m, 6km, 10m, hingga 20m. Selain itu, terdapat juga rope swing dan sliding. Saya melakukan jumping 2m, 4m, 6m, and 10m, tapi saya ragu-ragu untuk melompat dari ketinggian 20m dan akhirnya memutuskan untuk mundur saja. (And you know what, I regret it that I quit. I should have just done that!). Saya juga tidak bisa mencoba rope swing karena harus bayar jasa operator 10 peso, sementara saya tidak ada uang pas. Pastikan anda bawa uang kecil jika ingin mencoba rope swing.
Salah satu air terjun di area kawasan falls |
Kawasan Falls |
Sunset Osmena Peak
Butuh satu jam perjalanan dari tempat saya menginap ke Osmena Peak. Jarak dari entry point ke puncak hanya sekitar 10-15 menit dengan berjalan santai. Cuaca sore itu sangat mendukung dan saya disuguhkan pada pemandangan matahari terbenam yang sangat cantik. Suasana di area puncak sangat berangin sehingga akan sangat dingin jika berdiam terlalu lama. Beberapa pengunjung juga ingin menikmati matahari terbenam tapi lupa membawa jaket. Mereka mengeluhkan kedinginan dan akhirnya memilih menyerah dan turun.
Osmena peak entrance |
The view from the top |
Sunset time |
Day 5 – 6: Berkeliling Kota Oslob
Dibutuhkan waktu perjalanan darat selama 1-2 jam dari Alegria menuju Oslob menggunakan bus. Jika Alegria terletak di pantai bagian barat Cebu, Oslob ini terletak di bagian timur. Penginapan saya juga terletak di pinggir pantai dengan harapan dapat menikmati matahari terbit. Akan tetapi harapan hanya tinggal harapan karena pagi-pagi selalu berkabut dan berawan.
Berenang bersama Whale Shark
Pagi-pagi sekali kerumuman orang sudah berkumpul menunggu panggilan dan instruksi untuk menunju perahu nelayan dan berenang bersama Whale Shark. Masing-masing perahu hanya berkapasitas 10 pengunjung dengan 4 orang awak kapal. Sebuah kapal kecil lain bolak-balik di sisi kanan (arah pantai) perahu kami memberi pakan Whale Shark (saya kurang tahu ini praktek yang benar atau tidak). Ikan besar itu bolak-balik berenang disekitar perahu kami. Membuat saya merinding sekaligus takjub. Ini pertama kalinya saya melihatnya dari dekat.
I am ready to meet the Whale Shark |
it is so big and close |
Tidak banyak yang bisa dinikmati di pulau ini sebagai wisatawan umum. Jujur saja saya menyesal ke pulau ini. Saya merasa biaya yang saya keluarkan tidak setimpal dengan yang saya dapatkan. Alasan utamanya adalah karena lebih dari setengah pulau ini adalah private property milik sebuah resort. Biaya tambahan yang tidak sedikit harus dikeluarkan jika ingin memasuki kawasan resort dan itu bukan sebuah pilihan buat saya. Saya harus puas dengan area pantai yang tidak seberapa dan dipenuhi banyak orang. Ada juga pilihan untuk snorkelling dan diving, biaya tambahan juga dibutuhkan untuk melakukan dua kegiatan itu. Terlepas dari kondisi diatas, pulau ini memang memiliki pasir putih dan lautan biru yang sangat cantik. Foto atau video dari udara dengan menggunakan drone pasti akan menghasilkan gambar yang epic.
Pantai kecil berpasir putih dan laut biru yang cantik |
Masih bertajuk kegiatan susur sungai, tapi berbeda dengan sebelumnya pada Aguinid Fall penelusuran di mulai dari hilir menuju hulu sungai. Kalo sebelumnya di Kawasan Falls harus cliff jumping, nah di sini petualangannya adalah climbing. Terdapat 5 level yang harus diselesaikan dalam kegiatan ini dari yang mudah hingga yang tersulit. Saya berhasil menyelesaikan semua levelnya. Yay!
Salah satu level yang harus climbing untuk dilewati |
Day 7 – 8: Ekspolarasi Bohol dan Batuan
Bohol adalah pulau lebih kecil yang terletak di bagian timur Cebu. Dibutuhkan 2 jam perjalanan dengan kapal dari Oslob menuju Bohol. Lalu dilanjutkan dengan perjalanan darat selama 1-2 jam menuju Batuan.
Twin bamboo bridge
Pagi-pagi sekali saya bertolak dari penginapan saya dengan motor sewaan untuk mengekspolrasi area ini. Pilihan saya jatuh pada jembatan kembar yang terbuat dari bamboo. Wisata ini menawarkan sensasi menyeberangi jembatan kembar yang menghubungkan dua daratan yang dibelah oleh sungai berwarna hijau yang cantik. Vegetasi disekitar sungai, khusunya didekat jembatan masih sangat terjaga dan membah keindahan pemandangan yang disuguhkan. Ada jasa fotografer dan videographer yang bisa digunkan jika kamu ingin mendapatkan gambar yang memuaskan.
Jembatan bambu kembar dengan vegetasi yang masih terjaga |
Saya di salah satu jembatan yang bergoyang |
Chocolate Hills
Chocolate Hills adalah salah satu wisata popular di Bohol. Terbukti dengan ramainya wisatawan yang berkunjung untuk mengabadikan momen di area ini. Chocolate Hills berbentuk bukit-bukit unik yang berjumlah lebih dari seribu. Bukit-bukit ini diselimuti oleh rumput hijau yang berubah warna menjadi coklat di musim panas. Kawasan ini termasuk dalam lis UNESCO World Heritage. Saya memilih mengunjungi Chocolate Hills di sore hari dan menikmati matahari terbenam disini. Walau cuaca sore itu sedikit berawan, tetapi pemandagangan matahari terbenanmnya cukup memuaskan dengan pedar warna jingga yang cantik.
Ribuan Chocolate Hills |
View point chocolate hills |
Sunset time |
Guimbawan Festival
Kegiatan ini berwujud pawai dan lomba menari tradisonal antar wilayah di Bantuan. Terdapat lebih dari 20 kelompok yang unjuk gigi dalam acara ini. Mereka berlomba-lomba menmpilkan kereta hias, kostum yang meriah dan unik dan juga yang paling pentik tarian yang menarik. Satu kelompok bisa terdiri dari lebih dari 20 orang. Masing-masing kelompok juga memiliki perwakilan yang memakai konstum putri dengan dandanan yang sangat cantik. Masing-masing putri juga akan mengikuti perlombaan individual terkait konstum yang dipakainya dan juga tarian yang ditampilkannya. Saya menyaksikan kegiatan ini dari jam 10 pagi sampai jam 3 sore. Saya berhasil mengabadikan momen-momen cantik dengan konstum-kostum yang unik. Teriknya matahari tak menyurutkan semnagat para peserta untuk menunjukkan kebolehan mereka.
Kostum yang unik dengan tarian yang menarik |
Ada gaun ketupat juga lho |
Tua muda semangat menunjukkan kebolehannya |
Day 9 – 13: Menjelajahi El Nido
Dari Cebu selanjutnya saya bertolak melalui udara ke Palawan. Dilanjutkan dengan 6 jam perjalanan darat dari Puerto Princesa ke El Nido. Jadi siapkan saja waktu satu hari penuh untuk perjalanan pulang dan pergi jika ingin berkunjung ke area ini.
Island Hopping Tour
Terdapat 4 pilihan paket destinasi yang dapat dipilih untuk ditelusuri dalam satu hari yaitu tour A, B, C, dan D. Masing-masing pilihan menawarkan destinasi yang beragam. Saya memilih untuk mengeksplorsi tour C yang bertemakan historical site. Kami mengunjungi 5 destinasi berbeda yang terdiri dari snorkelling spot di helicopter island, bermain kayak di lagoon, menelusiri secret beach dan juga hidden beach, makan siang dengan pemandangan orang-orang cliff jumping.
Saya di helikopter island sebelum snorkeling |
Hidden beach |
Snorkeling time |
Our boat |
Sunset in Twin Beach, Nacpan
Pantai Nacpan berjarak 1 jam perjalanan darat dari pusat kota El Nido. Saya memilih untuk menginap di area ini karena lokasinya yang cantik, bersih, dan yang penting tidak terlalu ramai. Kegiatan favorit saya selama di Nacpan adalah pagi-pagi jogging menyusuri pantai. Selanjutnya berjemur seharian (pindah-pindah nyari shadow pohon kelapa) sambal baca cerita fiksi, dan juga menikmati sunset di Twin Beach yang tepat berada di arah barat. Pantai Nacpan berada di sisi utara.
Twin beach, Nacpan |
Sunset time |
Twin beach, Nacpan |
Hal yang paling berkesan untuk saya dalam perjalanan ke Filipina ini adalah ketika setiap orang lokal berbicara dengan bahasa Tagalog kepada saya. Mereka semua menyangka saya adalah orang lokal. And I keep said that “I am sorry, I don’t speak Tagalog” kepada semua orang yang kemudian mengakibatkan “awkward moment”. Mereka mengatakan kalau wajah saya mirip Filipino. Yang kemudian dilanjutkan dengan “if you can speak Tagalog, you can get local price that must be a lot cheaper that tourist price”. Dan saya sepertinya harus belajar Tagalog kali ya, jadi bisa ngurangin budget banget untuk perjalanan selanjutnya. Hehe
Hope it helps and Enjoy!
Cheers,
Debby
No comments:
Post a Comment