KIJP Batch 6 : Persiapan Berlayar
Debs
December 29, 2017
0 Comments
![]() |
Captured by Bang Jerry |
Untuk teman-teman yang masih belum tahu mengenai KIJP, saya akan jelaskan sedikit berdasarkan pengalaman keikutsertaan saya di KIJP 6 bebeberapa waktu lalu. KIJP adalah sebuah komunitas berbasis kerelawanan. Mengadopsi dari kelas inspirasi dimana relawan bercerita mengenai profesinya kepada murid sekolah dasar. Bedanya, KIJP memiliki sasaran untuk sekolah dasar di pulau-pulau. KIJP 6 kemarin telah berlayar ke Kepulauan Seribu dan Banten dan juga Kepulauan Karimun Jawa.
Pendaftaran
Saya lantas meng-klik tautan pendaftaran yang disediakan. Butuh beberapa waktu bagi saya untuk melengkapi formulir yang berisikan mengenai data diri, penjelasan pekerjaan saya dan cara saya meceritakan pekerjaan saya ke adik-adik di SD nantinya, pengalaman mengikuti kegiatan serupa, motivasi saya mengikuti KIJP, pilihan pulau yang saya inginkan serta kesediaan membayar sejumlah dana untuk akomodasi dan transportasi yang diperlukan. Setelah melakukan pengecekan ulang beberapa kali, saya akhirnya memberanikan diri untuk meng-klik tombol kirim. Sebuah notifikasi pendaftaran masuk ke surel saya pada 31/8.
Selama lebih dari seminggu saya harap-harap cemas dalam penantian. Saat itu, saya tidak terlalu yakin apakah saya akan diterima atau tidak. Saya sempat melakukan pendaftaran kelas inspirasi beberapa waktu sebelumnya, akan tetapi saya harus bersedih hati karena belum diterima. Akhirnya tepat dihari kesebelas pada 11/9, sebuah notifikasi surel masuk di gawai saya. Seulas senyum lebar tak henti terukir di bibir saya saat mata saya menyapu badan surel khususnya pada dua kata yang ditulis dengan huruf besar dan bercetak tebal “ANDA TERPILIH”. Saya tak kuasa menghentikan diri saya loncat-loncat kegirangan. Sampai-sampai teman kerja saya terheran-heran. Tapi saya tidak peduli.
Setelah euforia kesenangan saya sedikit berkurang, saya meneliti satu persatu perjelasan dan instruksi yang diberikan di surel pengumuman tersebut. Saya lantas melakukan konfirmasi kehadiran untuk kegiatan “Training For Trainers (TFT)” yang akan diselenggarakan 2 minggu kemudian dengan mengisi formulir pada tautan yang diberikan. Selanjutnya saya melakuan pembayaran commitment fee sebanyak 40% dari pembiayaan yang disepakati dengan cara transfer ke rekening yang tertera pada surel.
Training For Trainer (TFT)
Dua minggu berlalu, TFT pun tiba. Di Sabtu (23/9) yang cerah kala itu, saya yang biasanya bangun siang memaksakan diri membuka mata dan menyeret tubuh saya menuju Gedung Sumber Daya Air, Kementrian PRUR yang berlokasi di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Membutuhkan waktu lebih dari satu jam bagi saya dengan menggunakan Commuter Line dan Taxi Online menuju tempat TFT tersebut. Sebelum berangkat, saya menyempatkan diri untuk berbelanja beberapa makanan yang akan saya bawa sebagai potluck.
Saya turun persis di depan gerbang Gedung Sumber Daya Air. Saat bertanya posisi pintu masuk gedung kepada security yang bertugas, saya diminta untuk mengikuti beberapa teman yang tadi telah terlebih dahulu bertanya. Sedikit bergegas saya berlari kecil menyejajarkan langkah dengan teman tersebut. Kami berkanalan singkat sekedar saling bertukar nama. Saya lantas menanyakan apakah mereka datang untuk tujuan TFT KIJP. Setelah teman tersebut mengangguk mengiyakan, kami lalu berbarengan menuju tempat kegiatan yang berada di lantai 8 gedung.
Sebuah banner “Selamat Datang Relawan” menyambut kami begitu keluar dari lift. Dekorasi kapal dan ombak serta back drop banner sebagai latar berfoto yang dilengkapi dengan beberapa hal yang berkaitan dengan ASIK (Anak Santun Itu Keren)—tema yang diusung pada KIJP 6—seperti tolong, sapa, terima kasih, hormat dan senyum. Dekorasi ini berujung di meja registrasi. Saya lantas berdiri dibelakang barisan untuk melakukan registrasi. Setelah membubuhkan tanda tangan di daftar hadir, saya diminta untuk menuliskan nama saya di dua stiker berbeda. Satu ditempelkan di dada sebagai pengenal, sedangkan yang satu dibutuhkan untuk keperluan games.
Saya lantas bergegas memasuki ruangan aula. Ternyata sudah cukup banyak yang datang. Saya duduk di salah satu area yang masih kosong, lantas berkenalan dan beramah tamah dengan teman-teman di sekitar saya. Tak lama berselang, 2 orang pembawa acara yang cantik dan ganteng mengalihkan perhatian kami untuk berpusat pada mereka, menandakan TFT pagi itu resmi di mulai. Pembukaan acara dari kedua MC ini berupa obrolan ringan yang diselingi permainan yang mengundang gelak setiap peserta yang hadir. Selanjutnya diiringi dengan acara sedikit formal berupa sambutan-sambutan seperti dari Kapten KIJP, Koordinator KIJP 6 dan juga Dinas Pendidikan Kepulauan Seribu.
![]() |
Dekorasi panggung TFT |
Materi inti TFT berupa pengenalan gaya belajar masing-masing relawan dimulai menjelang siang. Kakak-kakak cantik nan ceria yang memperkenalkan diri mereka dengan cara yang unik, akan membawakan materi kala itu. Pertama-tama masing-masing relawan diminta mengidentifikasi gaya belajarnya dengan memilih 24 item yang telah disiapkan. Kombinasi dari 24 item ini akan mengelompokkan relawan dengan gaya belajar yang sama. Gaya belajar tersebut diantaranya auditory, visual, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, dan lain sebagainya. Masing-masing kelompok kemudian berdiskusi mengenai kekuatan dan kelemahan cara belajar mereka. Setelah itu masing-masing anggota kelompok disebar untuk mendengarkan penjelasan kelompok lain sebelum kemudian kembali ke kelompok awal untuk berbagi semua informasi yang didapat.
Menurut penuturan kakak-kakak trainer, hal ini kurang lebih bertujuan untuk memberikan gambaran bahwa nantinya masing-masing siswa memiliki gaya belajar yang berbeda. Satu metode belajar bisa efektif pada siswa yang satu, tapi belum tentu sesuai dengan siswa yang lain. Sesi ini ditutup dengan pemutaran video “Make a Difference : Teddy Stallard”. Video ini sangat menyentuh sampai mata saya memanas. Terdapat satu quote yang sangat berbekas bagi saya yaitu: “You can never tell what type of impact you may have in another’s life by your action or lack of action.”
Sesi dilanjutkan dengan materi pertolongan pertama pada kecelakaan. Materi disampaikan dalam bentuk kuis menggunakan kahoot.it. Semua relawan diminta log in ke room dengan password yang diberikan. Masing-masing materi dijelaskan setelah pertanyaannya muncul. Relawan dengan jawaban yang tepat dan cepat akan memperoleh skor yang tinggi. Tiga relawan beruntung dengan skor tertinggi di akhir sesi mendapatkan hadiah menarik dari panitia.
Materi mengenai anak berkebutuhan khusus (abk) mengisi sesi selanjutnya. Berdasarkan pengalaman pada KIJP sebelumnya abk bersekolah di sekolah negeri yang didatangi KIJP, sehingga relawan dirasa perlu pengetahuan dasar untuk menghadapi abk. Pada sesi ini dijelaskan mengenai jenis-jenis abk seperti attention defisit disorder with hyperactive (ADHD), autism, asperger disorder (AD), slow learner dan lain-lain. Beberapa relawan juga bercerita mengenai pengalamannya menghadapi abk. Dan tentu saja yang paling penting yaitu tips dan trik yang nantinta bisa digunakan untuk menghadapi abk.
Setelah sebelumnya diselingi oleh permainan mengurutkan angka yang seru sekali, sesi TFT siang itu ditutup dengan penjelasan mengenai keberangkatan menuju pulau dan briefing kelompok. Pembagian kelompok telah diberitahukan melalui tempelan kertas di dinding-dinding yang sudah dapat dilihat sejak waktu makan siang. Saya tergabung dalam SD Kelapa 01 Pagi dengan PIC pulau Kelapa bernama Kak Rezki. Setelah duduk membentuk lingkaran bersama kelompok SD Kelapa 02, kami mulai memperkanalkan diri satu per satu. Pada perkenalan singkat berupa nama, pekerjaan dan apakah sudah pernah ikut KIJP atau KI sebelumnya. Pada pertemuan tersebut juga dipilih ketua dan bendahara kelompok dari SD 01 Pagi Pulau Kelapa.
![]() |
Rencana Keberangkatan. |
![]() |
Logo Pulau Kelapa |
Persiapan Kelompok SD 01 Pagi Pulau Kalapa
Setelah berkumpul dan berkenalan singkat pada saat TFT, ketua kelompok terpilih mengundang saya untuk bergabung di grup WhatsApp (WA). Melalui grup WA tersebut dibuat kesepakatan untuk melaksanakan virtual meeting sebanyak 3 kali seminggu yaitu pada Senin, Rabu dan Jumat pada pukul 20.00 -22.00 WIB dan pertemuan tatap muka sebanyak 2 kali sebelum keberangkatan.
Pada virtual meeting di group WA tersebut terbentuklah organisasi yang istilahnya untuk pembagian tugas masing-masing orang. Mulai dari tim acara, tim akomodasi, tim perlengkapan (spanduk, nametag relawan dan siswa), dan lain sebagainya. Melalui virtual meeting tersebut juga ketua kelompok memantau progres tugas yang diberikan kepada masing masing-masing tim. Rencana dari tim dilempar ke grup untuk didiskusikan bersama sehingga nantinya didapatkan kesepakatan bersama.
![]() |
Banner SDN Kelapa 01 |
![]() |
Kartu Post tampak depan |
![]() |
Kartu pos tampak depan |
![]() |
Name tag Relawan |
Saya tergabung dalam tim acara sekolah membuat lagi grup kecil sendiri untuk mendiskusikan mengenai acara. Hal yang paling krusial dari tim acara adalah opening, rundown kegiatan dan juga closing dari kegiatan. Opening yang kami rencanakan berupa flashmob menari bersama. Rundown berupa rentetan waktu menit per menitnya dari opening hingga closing kegiatan. Sedangkan closing berupa penampilan angklung dari salah satu relawan bersama dengan siswa.
Pertemuan tatap muka pertama diadakan bersamaan dengan kelompok dari SD Kelapa 02. Hal tersebut terkait juga dengan koordinasi acara masyarakat yang akan diadakan nanti. Disepakati bahwa acara Rangking 1 dipilih untuk anak-anak sedangkan orang dewasa atau ibu-ibu mendapatkan pelatihan singkat Bahasa Inggris. Selain itu, disepakati juga mengenai akomodasi berupa penginapan yang akan digunakan bersama di Pulau Kelapa nanti.
![]() |
Meeting tatap muka pertama tim Pulau Kelapa. Kebetulan saya tidak bisa ikut. |
Semua hal yang berkaitan dengan kelompok sudah dipersiapkan semaksimal mungkin. Masing-masing tim mengeksekusi bagiannya sesuai dengan kesepakatan pada virtual meeting di grup WA. Saya selanjutnya hanya perlu fokus untuk mempersiapkan persiapan personal berupa metode penyampaian materi saya kepada adik-adik. Dan juga persiapan properti yang akan membantu mereka untuk lebih memahami pekerjaan saya.
Saya tak sabar untuk segera berlayar. Sampai bertemu adik-adik SD 01 Pagi Pulau Kelapa. :)
(DBY/2017)